Breaking News
light_mode

Kemiskinan Itu Nyata, Tapi Datanya Selalu Diperdebatkan

  • account_circle Opsi Media
  • calendar_month Sab, 8 Nov 2025

Oleh: Moch Thoriqil Akmal B, S.H

Opini, Opsimedia.com – Di Madura, kemiskinan bukan sekadar angka di layar presentasi. Ia punya wajah, punya nama, dan seringkali juga punya utang di warung sebelah. Ia tinggal di rumah berdinding anyaman bambu yang hampir menyerah pada angin laut, tapi entah bagaimana, selalu berhasil bertahan mungkin karena hanya itu satu-satunya rumah yang masih bisa disebut “tempat tinggal”.

Namun, di ruang rapat pemerintah, kemiskinan tak punya wajah. Ia berubah jadi grafik warna-warni dan tabel yang bisa disesuaikan menurut suasana hati pejabatnya. Kadang naik sedikit untuk menunjukkan “tantangan”, kadang turun drastis menjelang Pilkada untuk menunjukkan “keberhasilan”.

Begitulah, kemiskinan di Madura hidup di dua dunia: dunia nyata yang keras, dan dunia data yang fleksibel.

Pejabat daerah sering dengan bangga menyebut, “Angka kemiskinan turun!” seolah-olah itu hasil dari kebijakan yang luar biasa. Padahal yang turun mungkin hanya baris Excel, bukan beban hidup masyarakat. Sementara di kampung-kampung pelosok Sumenep, Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan, banyak dapur yang tetap dingin, banyak piring yang tetap kosong, dan banyak anak yang masih harus memilih antara makan atau sekolah.

Kemiskinan di Madura itu unik. Ia punya daya tahan tinggi terhadap program bantuan. Dari BLT, PKH, BPNT, hingga bantuan tidak jelas namanya, semuanya datang dan pergi seperti tamu Lebaran ramai di awal, tapi cepat lupa setelah foto dokumentasi selesai. Kadang programnya bahkan lebih cepat selesai daripada bantuan yang benar-benar sampai.

Yang paling lucu, kemiskinan sering dijadikan “bahan politik musiman”. Saat kampanye, ia jadi magnet empati; tapi setelah terpilih, ia jadi bahan evaluasi. Lalu muncul tim survei, tim monitoring, tim validasi, bahkan tim verifikasi data kemiskinan yang jumlahnya kadang lebih banyak daripada warga miskin itu sendiri. Hebatnya, yang miskin tetap itu-itu juga, tapi datanya selalu berubah.

Di beberapa desa di Sampang, masyarakat sering bingung “Kok di data saya sudah tidak miskin, padahal saya masih makan garam saja pakai air?” Ya, karena di atas kertas mereka sudah “sejahtera”. Mungkin karena punya motor bekas atau rumahnya berdinding bata setengah jadi.

Standar kemiskinan di Madura kadang terasa seperti candaan. Selama punya atap, walau bocor, dianggap mampu. Selama masih hidup, dianggap cukup.

Bahkan ada cerita yang beredar di kalangan masyarakat: “Kalau mau dapat bantuan, jangan terlalu jujur.” Karena kadang kejujuran malah bikin nama dicoret dari daftar penerima. Ironis, di tanah yang terkenal dengan nilai keislamannya yang tinggi, justru kejujuran bisa menghalangi rezeki dari negara.

Sementara itu, pejabat daerah dengan wajah penuh semangat menggelar konferensi pers. “Kami berhasil menurunkan angka kemiskinan hingga sekian persen,” katanya dengan bangga. Tak jauh dari kantor mereka, ada ibu-ibu yang menanak nasi dengan kayu bakar basah karena tak punya uang beli gas. Tapi tenang, angka statistik tetap indah.

Itulah kehebatan data. Ia bisa membuat perut kosong tampak kenyang. Ia bisa membuat penderitaan terlihat sebagai “kemajuan”. Ia bisa menjadikan kemiskinan bahan evaluasi tahunan, bukan alasan untuk bertindak nyata.

Padahal, kalau mau jujur, kemiskinan di Madura itu bukan hanya soal uang. Ia soal akses: akses pendidikan yang mahal, akses kesehatan yang sulit, akses lapangan kerja yang sempit. Banyak pemuda Madura yang akhirnya merantau bukan karena ingin, tapi karena terpaksa. Di desa mereka, pekerjaan sering datang lewat koneksi, bukan kompetensi.

Dan jangan lupa, kemiskinan di Madura sering juga dijaga agar tetap “produktif”. Ya, produktif untuk proposal bantuan, untuk proyek sosial, bahkan untuk laporan keberhasilan pejabat. Ada banyak orang yang diam-diam butuh kemiskinan tetap ada karena tanpa kemiskinan, mereka kehilangan ladang program. Maka kemiskinan bukan lagi musuh, tapi aset.

Lucunya, setiap kali data kemiskinan dibahas, pejabat akan bersuara dengan kalimat ajaib: “Kita akan lakukan pendataan ulang.” Pendataan ulang itu seperti mantra sakti seolah bisa menyembuhkan segalanya. Padahal, yang diperbaiki bukan kehidupan, tapi spreadsheet.

Di tengah semua itu, rakyat Madura tetap bertahan dengan caranya sendiri. Mereka tak menunggu keajaiban data. Mereka bekerja keras, kadang di laut, kadang di ladang, kadang di luar pulau. Mereka tahu negara sibuk menghitung, sementara mereka sibuk bertahan hidup.

Dan mungkin itulah perbedaan paling nyata antara statistik dan kenyataan: statistik bisa diubah, tapi kenyataan tidak bisa disunting.

Kemiskinan di Madura itu bukan rahasia. Ia berjalan di jalan rusak, menyeberang di jembatan rapuh, dan tidur di rumah yang tak layak. Tapi selama data masih bisa diperdebatkan, kemiskinan akan selalu tampak seperti isu, bukan tragedi.

Maka, ketika pejabat kembali berbicara tentang “penurunan angka kemiskinan”, mungkin rakyat Madura akan tersenyum kecil sambil berkata “Baguslah, kalau datanya sudah turun. Sekarang tinggal tunggu kapan nasib kami ikut turun dari penderitaan.”

  • Penulis: Opsi Media

Rekomendasi Untuk Anda

  • Bantah Dakwaan, Brian Praneda Pertanyakan Sengkuni Konspirasi Mafia Tanah

    Bantah Dakwaan, Brian Praneda Pertanyakan Sengkuni Konspirasi Mafia Tanah

    • calendar_month Sen, 16 Jun 2025
    • account_circle Opsi Media
    • 0Komentar

    Opsimedia.com, Jakarta – 16 Juni 2025, Sidang lanjutan perkara pidana dengan nomor perkara 227/Pid.B/2025/PN.Jkt.Utr yang menjerat Tony Surjana kembali digelar hari ini di Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Dalam sidang tersebut, Penasehat Hukum Terdakwa menyampaikan duplik atas replik Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang sebelumnya dibacakan pada 12 Juni 2025. Duplik ini dibacakan langsung oleh Penasehat Hukum […]

  • KOLASE FOTO. Rokok ilegal tanpa dilekati pita cukai merk "Bintang", "Boss Caffe Latte" dan "Newcastle" yang sama-sama bersarang di Kabupaten Pamekasan yang dibiarkan merajalela bebas beredar. Dan Kepala Kantor Bea Cukai Madura yang baru Novian Dermawan

    Peredaran Rokok Ilegal yang Bersarang di Pamekasan Semakin Merajalela Seiring Pergantian Pimpinan BC Madura

    • calendar_month Rab, 10 Sep 2025
    • account_circle Opsi Media
    • 0Komentar

    Madura, Opsimedia.com – Peredaran rokok ilegal tanpa dilekati pita cukai yang bersarang di Kabupaten Pamekasan semakin merajalela seiring pergantian pimpinan Bea Cukai Madura yang berkantor di wilayah setempat yang kini dipimpin Novian Dermawan. Rabu (10/9/2025). Berdasarkan yang didapat Jurnalis Indonesia, rokok ilegal tanpa dilekati pita cukai yang hingga kini dibiarkan merajalela yang ditengarai diproduksi di […]

  • Ketua KWK: Apapun Alasannya, Kepala SDN Duko 1 Arjasa Tak Patut Tolak Kontrol Publik atas Dana BOS

    Ketua KWK: Apapun Alasannya, Kepala SDN Duko 1 Arjasa Tak Patut Tolak Kontrol Publik atas Dana BOS

    • calendar_month Sab, 31 Mei 2025
    • account_circle Opsi Media
    • 0Komentar

    Sumenep, Opsimedia.com – Apapun alasannya, Moh. Yunus, Kepala Sekolah SDN Duko 1, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Sumenep, tidak patut menolak kehadiran LSM maupun masyarakat yang ingin mempertanyakan dugaan kejanggalan dalam pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) khususnya yang berkaitan dengan belanja sarana dan prasarana (sarpras). Sikap arogan dan penolakan terhadap upaya klarifikasi dari publik tersebut mendapat sorotan […]

  • Israeli hostage freed by Hamas says ‘time is running out’ for captives as she describes harrowing conditions

    Israeli hostage freed by Hamas says ‘time is running out’ for captives as she describes harrowing conditions

    • calendar_month Ming, 23 Feb 2025
    • account_circle Opsi Media
    • 0Komentar

    TEL AVIV — Yocheved Lifshitz, one of the first Israeli hostages released by Hamas, took the world by surprise in late October when she shook the hand of one of her captors and uttered a single word: “Shalom” — a Hebrew salutation meaning “peace.” Now, in an exclusive interview, Lifshitz said she believes peace can […]

  • Ceo Detikzone Resmikan Musola Umum yang Diinisiasinya dengan Gelar Istiqhasah, Santunan Anak Yatim-Maulid Nabi

    Ceo Detikzone Resmikan Musola Umum yang Diinisiasinya dengan Gelar Istiqhasah, Santunan Anak Yatim-Maulid Nabi

    • calendar_month Kam, 25 Sep 2025
    • account_circle Opsi Media
    • 0Komentar

    Sumenep, Opsimedia.com – Musola umum di Desa Jadung, Kecamatan Dungkek, Sumenep, yang dibangun atas inisiatif Media Detikzone, resmi dibuka Kamis malam (25/9/2025). Peresmian ini diawali dengan santunan anak yatim dan dhuafa, sebagai simbol kepedulian Detikzone terhadap masyarakat yang membutuhkan. Rangkaian kegiatan syukuran musola juga mencakup istighasah dan peringatan Maulid Nabi SAW, yang diselenggarakan berkat kolaborasi […]

  • Air Liur Direktur RSUD Smart Pamekasan untuk Pasien Gagal Ginjal

    Air Liur Direktur RSUD Smart Pamekasan untuk Pasien Gagal Ginjal

    • calendar_month Sen, 16 Jun 2025
    • account_circle Opsi Media
    • 0Komentar

    Oleh: M. Khairul Umam Ketua Aliansi Jurnalis Pamekasan (AJP) Opsimedia.com, Opini – Sejatinya, saya tidak ingin menulis utuh; cukup dengan bersuara dan menyampaikan di grup WhatsApp. Termasuk menyuarakan di warung kopi tentang pasien gagal ginjal, yang diterpa kesulitan mendapatkan pelayanan cuci darah atau hemodialisis (Hd). Saya semula ingin diam. Sebab, kalau bersuara nanti dianggap gawat dan […]

expand_less