Breaking News
light_mode

Ketika Pemuda Desa Mulai Memimpin: Inovasi Paseyan Menuju Desa Mandiri

  • account_circle Opsi Media
  • calendar_month Ming, 5 Okt 2025

Oleh: Moch Thoriqil Akmal B

Opini, Opsimedia.com – Sebuah desa bernama Paseyan, terletak di Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang. Bagi sebagian orang luar, nama Paseyan mungkin terdengar biasa saja seperti nama-nama desa lain yang tersebar di nusantara. Namun bagi kami yang tumbuh dan hidup di sana, Paseyan bukan sekadar titik di peta. Ia adalah napas kehidupan, akar identitas, sekaligus cermin kecil yang memantulkan wajah Indonesia sesungguhnya: sederhana, tangguh, dan penuh harapan.

Desa yang Mendidik Kesabaran dan Keteguhan

Paseyan tidak lahir dari gemerlap modernitas. Ia tumbuh dari tanah kering yang menuntut kerja keras dan doa yang panjang. Musim kemarau bisa membuat retakan di tanah seperti guratan luka, tetapi juga menumbuhkan keteguhan di dada warganya. Di sini, kerja keras bukan pilihan, melainkan keharusan.

Warga Paseyan terbiasa bangun sebelum matahari terbit, entah untuk ke sawah, atau sekadar mengurus ternak. Bagi mereka, kerja adalah bagian dari ibadah. Nilai ini diwariskan turun-temurun dan menjadi pondasi moral desa. Tidak banyak yang tahu, bahwa dari desa kecil seperti Paseyan, lahir banyak anak muda yang kini berkontribusi di berbagai bidang: pendidikan, pemerintahan, dan bahkan bisnis.

Dari tanah yang sering dianggap tandus itulah, tumbuh benih-benih ketangguhan yang sesungguhnya menjadi modal utama bangsa ini.

Ketika Desa Tidak Lagi Menunggu, Tapi Bergerak

Dulu, desa sering diidentikkan dengan keterbelakangan. “Orang kota berpikir, desa itu tertinggal,” kata seorang tokoh masyarakat Paseyan saat berdiskusi santai. “Padahal, desa bukan tertinggal. Desa hanya sedang menyiapkan langkah panjang untuk berdiri di atas kaki sendiri.”

Ucapan itu terasa benar. Kini, Paseyan mulai berbenah. Pemerintah desa berusaha memperbaiki pelayanan publik agar lebih cepat dan transparan. Sistem administrasi mulai ditata dengan digitalisasi sederhana; masyarakat bisa mengurus surat-surat tanpa harus menunggu lama.

Langkah kecil itu menunjukkan perubahan besar dalam pola pikir: dari desa yang pasif menjadi desa yang proaktif. Dari masyarakat yang menunggu bantuan, menjadi masyarakat yang belajar menciptakan peluang.

Inilah wajah baru Paseyan: desa yang belajar berjalan dengan kepalanya tegak, tanpa meninggalkan akar budayanya.

Meskipun zaman berubah, gotong royong tetap menjadi jantung kehidupan masyarakat Paseyan. Tidak ada proyek pembangunan yang bisa berjalan tanpa kebersamaan. Ketika ada pembangunan jalan, warga turun tangan membawa cangkul dan semen. Saat ada hajatan, semua ikut membantu tanpa pamrih.

Nilai gotong royong ini adalah warisan leluhur yang tak ternilai harganya. Di tengah arus individualisme yang semakin kuat di kota-kota besar, Paseyan mengajarkan bahwa kemajuan tanpa kebersamaan hanya akan melahirkan kesenjangan.

Gotong royong bukan sekadar tradisi, tapi filosofi hidup. Ia adalah cara masyarakat Paseyan menjaga keseimbangan antara pembangunan fisik dan pembangunan hati.

Potensi Ekonomi Lokal yang Menyala dari Akar

Paseyan tidak punya pabrik besar atau pusat industri. Namun desa ini punya potensi ekonomi yang tumbuh dari bawah: hasil pertanian, peternakan, dan kerajinan rakyat.

Banyak warga yang mulai mengembangkan usaha kecil, dari produksi makanan khas, olahan hasil bumi, hingga perdagangan online sederhana. Beberapa anak muda bahkan berani memanfaatkan media sosial untuk memasarkan produk desa, seperti madu, hasil ternak, atau tembakau kering.

Langkah-langkah itu mungkin terlihat kecil di mata ekonomi nasional, tapi bagi Paseyan, itu adalah lompatan besar. Karena ekonomi sejati bukan tentang besarnya angka, tapi tentang kemampuan untuk mandiri.

Dari Tanah Paseyan, Tumbuh Cinta Tanah Air

Cinta tanah air tidak selalu harus diwujudkan dengan bendera besar atau pidato panjang. Di Paseyan, cinta tanah air tumbuh dalam bentuk sederhana: menjaga sawah agar tetap subur, mendidik anak agar rajin belajar, dan merawat tetangga ketika sakit.

Desa mengajarkan nasionalisme dalam bentuk nyata, bukan retorika. Karena di desa, persaudaraan tidak mengenal batas ideologi, dan tolong-menolong tidak perlu ditunggu momen tertentu.

Paseyan adalah potret mini Indonesia: beragam karakter, tapi tetap satu dalam cita-cita. Dari Paseyan kita belajar bahwa pembangunan nasional tidak akan berarti jika desa dibiarkan berjalan sendiri. Negara harus hadir bukan hanya di jalan raya besar, tetapi juga di gang kecil yang dilalui anak-anak sekolah menuju masa depan.

Tantangan yang Masih Menghantui
Namun, tentu saja, tidak semua kisah Paseyan berisi cahaya. Masih ada banyak persoalan yang perlu diselesaikan: infrastruktur jalan yang rusak, jaringan internet yang lemah, dan pelayanan publik yang belum merata.

Desa seperti Paseyan tidak butuh belas kasihan; yang dibutuhkan adalah keadilan pembangunan. Agar desa bisa berlari, bukan hanya berjalan tertatih di belakang kota.

Pendidikan di Paseyan adalah salah satu tantangan terbesar. Banyak anak muda yang masih harus berjuang untuk melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi karena faktor ekonomi. Namun di sisi lain, semangat belajar mereka luar biasa.
Beberapa guru muda asal Paseyan kini kembali ke desanya setelah menempuh pendidikan tinggi.

Mereka menjadi penggerak literasi, mengajar anak-anak di sore hari, dan menanamkan impian baru: bahwa anak desa juga bisa menjadi pemimpin nasional.

Gerakan kecil seperti itu seharusnya mendapat dukungan nyata dari pemerintah maupun pihak swasta. Karena masa depan Indonesia tidak hanya dibangun di universitas besar di kota, tapi juga di ruang-ruang belajar sederhana di desa seperti Paseyan.

Apa arti “dari desa untuk Indonesia”?
Artinya, pembangunan nasional sejati harus dimulai dari desa. Jika setiap desa diberi ruang tumbuh sesuai potensinya, Indonesia akan menjadi bangsa yang kuat dari akar, bukan hanya dari batangnya.

Paseyan telah membuktikan bahwa semangat, gotong royong, dan kemandirian bisa menjadi energi besar untuk perubahan. Tidak perlu menunggu proyek besar atau investor asing. Cukup dengan kejujuran, kerja keras, dan rasa saling peduli, desa bisa menjadi motor pembangunan bangsa.

Paseyan mungkin kecil, tapi semangatnya besar. Dari gang-gang sempit dan ladang keringnya, lahir tekad untuk terus melangkah.

Dari Paseyan, kita belajar bahwa Indonesia bukan hanya tentang Jakarta, Surabaya, atau kota-kota besar lainnya. Indonesia juga adalah suara ibu-ibu yang menumbuk padi di pagi hari, anak-anak yang berangkat sekolah tanpa alas kaki, dan petani yang menatap langit sambil berharap hujan turun tepat waktu.

Dengan pengelolaan pemerintahan yang transparan, pelayanan cepat, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, desa ini bisa menjadi model “Desa Mandiri Digital” yang menggabungkan tradisi dengan inovasi.

Bayangkan jika seluruh proses administrasi bisa diakses secara daring, hasil pertanian dijual melalui platform digital, dan pendidikan difasilitasi dengan teknologi. Itu bukan hal mustahil. Semua bisa dimulai dari niat baik dan kepemimpinan desa yang berpihak pada rakyat.

Ketika desa kuat, maka Indonesia kokoh.
Ketika desa maju, maka bangsa akan bermartabat.

Kemerdekaan sejati bukan hanya bebas dari penjajahan, tetapi juga bebas dari kebodohan, kemiskinan, dan ketergantungan. Paseyan sedang menapaki jalan itu pelan tapi pasti.

  • Penulis: Opsi Media

Rekomendasi Untuk Anda

  • Universitas Dr. Soetomo Surabaya Edukasi Pelajar Lewat Festival Palang Merah Remaja 2025

    Universitas Dr. Soetomo Surabaya Edukasi Pelajar Lewat Festival Palang Merah Remaja 2025

    • calendar_month Sab, 21 Jun 2025
    • account_circle Opsi Media
    • 0Komentar

    Sumenep, Opsimedia.com – Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya hari ini menjadi tuan rumah Festival Palang Merah Remaja (PMR) 2025 yang diikuti oleh 1.400 peserta dari jenjang SD, SMP, dan SMA se-Kota Surabaya. Sabtu (21/6). Acara ini digelar oleh Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Unitomo bekerja sama dengan PMI Kota Surabaya. Mengusung tema “Cerdas, Ceria, Berkarakter”, festival […]

  • Ketua DPW NasDem Jatim Apresiasi Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional kepada Syaikhona KH. Kholil Bangkalan

    Ketua DPW NasDem Jatim Apresiasi Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional kepada Syaikhona KH. Kholil Bangkalan

    • calendar_month Sen, 10 Nov 2025
    • account_circle Opsi Media
    • 0Komentar

    Surabaya, Opsimedia.com – Rasa syukur dan kebanggaan menyelimuti keluarga besar Partai NasDem Jawa Timur setelah Pemerintah Republik Indonesia resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Syaikhona KH. Kholil Bangkalan. Ulama besar asal Madura itu dikenal sebagai guru para pendiri Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus peletak dasar perjuangan spiritual bangsa. Keputusan yang diumumkan bertepatan dengan Hari Pahlawan, 10 […]

  • Detikzone Bersama Jurnalis Indonesia dan Hamba Allah Kembali Berbuat Berbagi Kebahagiaan kepada Masyarakat

    Detikzone Bersama Jurnalis Indonesia dan Hamba Allah Kembali Berbuat Berbagi Kebahagiaan kepada Masyarakat

    • calendar_month Ming, 16 Nov 2025
    • account_circle Opsi Media
    • 0Komentar

    Sumenep, Opsimedia.com – Setelah sukses melaunching Musolla Umum serta memulai pengadaan Ambulans Umat, Detikzone kembali membuktikan jati dirinya sebagai media yang aktif mengawal nilai-nilai kemanusiaan. Kini bersama media Jurnalis Indonesia dan Hamba Allah, kembali menggelar kegiatan Gerebek Sedekah di dua kecamatan, yakni Dungkek dan Pasongsongan, Minggu (16/11/2025). Program sosial ini menjadi salah satu wujud nyata […]

  • Koper CJH Sumenep Diberangkatkan ke Asrama Haji Surabaya

    Koper CJH Sumenep Diberangkatkan ke Asrama Haji Surabaya

    • calendar_month Kam, 8 Mei 2025
    • account_circle Opsi Media
    • 0Komentar

    Sumenep, Opsimedia.com – Koper milik Calon Jemaah Haji Kabupaten Sumenep resmi diberangkatkan menuju Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Rabu (07/05/2025) pukul 15.00 WIB. Koper-koper tersebut berasal dari tiga Kelompok Terbang (kloter), yakni Kloter 23, 24, dan 25. Proses pemberangkatan dilakukan setelah seluruh koper disetor dan melalui tahap pemeriksaan di Aula Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sumenep pada […]

  • Parah, Proyek Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Kangean Diakui Memang Tak Beres

    Parah, Proyek Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Kangean Diakui Memang Tak Beres

    • calendar_month Kam, 10 Jul 2025
    • account_circle Opsi Media
    • 0Komentar

    Sumenep, Opsimedia.com – Pekerjaan perencanaan pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Kangean di Jl. Sambakati, Arjasa, Kangean, Kabupaten Sumenep, kini disorot tajam. Pasalnya, proyek senilai Rp13,3 miliar dari Anggaran Tahun 2025 itu diduga kuat dikerjakan tidak sesuai spesifikasi yang tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB). Diketahui, proyek tersebut direncanakan oleh konsultan CV. Matra Cipta, dengan pelaksana […]

  • Baznas Sumenep Peduli UMKM, Berikan Bantuan Modal Usaha

    Baznas Sumenep Peduli UMKM, Berikan Bantuan Modal Usaha

    • calendar_month Kam, 19 Jun 2025
    • account_circle Opsi Media
    • 0Komentar

    Opsimedia.com, Sumenep – Pemerintah Kabupaten Sumenep melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) setempat kembali menunjukan komitmennya sebagai salah satu instrumen kesejahteraan masyarakat, Kamis (19/6/2025). Baznas Kabupaten Sumenep yang kini dipimpin Ahmad Rahman tidak hanya punya program Sumenep Sehat, Bedah Rumah Mustahik dan sederet program kemaslahatan lainnya namun juga memiliki program Sumenep Makmur melalui bantuan modal usaha […]

expand_less